pbi.unugiri.ac.id – BOJONEGORO – Tiga mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro telah lolos dalam Program Kampus Mengajar Angkatan ke- VII. Ketiga mahasiswa tersebut diantaranya, Fariha Robi’ Rosyidatul Muflihah yang bertugas di SMP N II Kedungtuban Blora, Naylatus Sa’adah yang bertugas di SMP Islam Nurul Ulum Kemiri, dan Putria Avivi yang bertugas di SMP Ahmad Yani I Baureno.
Program Kampus Mengajar adalah program nasional yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa berprestasi untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengajar di sekolah-sekolah yang membutuhkan tambahan tenaga pengajar, sekaligus mendapatkan pengalaman berharga dalam dunia pendidikan.
Kabar baik ini disambut dengan antusias oleh komunitas akademik UNUGIRI, terutama Program Studi PBI. Ainu Zumrudiana M.Pd, selaku Kepala Program Studi PBI UNUGIRI, menyampaikan rasa bangga dan ucapan selamat kepada Fariha, Naylatus, dan Avivi atas keberhasilan mereka dalam mengikuti seleksi yang telah diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.
Ainu juga menambahkan bahwa prestasi ini membuktikan mahasiswa Prodi PBI UNUGIRI memiliki kompetensi dan dedikasi tinggi dalam bidang pendidikan. “Semoga sukses dalam Program Kampus Mengajar dan terus membawa nama baik Program Studi PBI UNUGIRI. Kami berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi.” harap Ainu.
Sementara itu, Ketika diwawancarai oleh tim media prodi, Putria Avivi salah satu mahasiswa PBI yang lolos dalam Kampus Mengajar Angkatan VII menyampaikan bahwa pengalaman mengajar pada program ini membawa banyak hal baik baginya. Menurut Avivi, pengalaman yang paling mengesankan yaitu Ketika ia bertemu dengan rekan yang berasal dari kampus dan wilayah berbeda. Hal ini menjadi tantangan dalam menuangkan ide dan pendapat yang berbeda.
“Namun dengan rasa toleransi yang tinggi, kami dapat menghargai pendapat yang berbeda dan belajar kerja sama tim serta saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing.” ungkap Avivi.
Selain itu, ia juga belajar untuk menciptakan kolaborasi yang baik dengan bapak ibu guru dalam mengembangkan kompetensi guru maupun siswa. “Dan yang terakhir pengalaman yang paling mengesankan yang saya dapatkan adalah ketika saya dapat meningkatkan skill mengajar. Saya bertemu dengan siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda. Saya mendapatkan pelajaran agar lebih sabar dalam menghadapi siswa. Hal itu membuat saya terus berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif.” pungkas nya.